Pendakian Lawu (Puncak Pertamaku)
salah seorang teman naik |
Lawu
banyak dikenal para pecinta alam sebagai gunung yang mudah untuk di daki.
Disamping ketinggian yang tidak terlalu ekstrim, jalur pendakian sudah ada,
tinggal mengikuti jalur yang ada maka akan sampai di puncaknya.
Ketinggian puncak Lawu berada di 3265 DPL, dan bisa di daki dari 2 pintu pendakian yakni dari Cemoro Kandang, Jawa Tengah atau lewat Cemoro Sewu Jawa Timur.
Ketinggian puncak Lawu berada di 3265 DPL, dan bisa di daki dari 2 pintu pendakian yakni dari Cemoro Kandang, Jawa Tengah atau lewat Cemoro Sewu Jawa Timur.
Kali
ini adalah pendakian gunung pertamaku, dari dulu kalo maen ke gunung paling
hanya motoran atau pol cuma kamping, jadi baru pertama kalinya ini merasakan
naik gunung.
Alasan kenapa memilih Lawu adalah:
- Paling dekat dan familier denganku
- Gunung yang ringan di daki, cocok untuk pemula seperti saya
- Kesepakatan beberapa teman yang ikut dalam perjalanan ini
Apa
saja sih yang perlu disiapkan. Sebenarnya sederrhana saja, logistik, medis,
perlengkapan dan peralatan. Dan yang pasti semua di checklist agar kita tidak
lupa. Berangkat 5 orang dengan 3 motor menuju loket Cemoro Sewu.
Setibanya disini tidak langsung jalan, tapi istirahat sejenak agar badan mulai adaptasi dengan cuaca sekitar. Sambil menyesuaikan kondisi badan, disini ada kios penjual peralatan gunung dan suvenir khas Lawu seperti syal, tutup kepala, gantungan kunci, sarung tangan, kompas, jerigen dll.
Setibanya disini tidak langsung jalan, tapi istirahat sejenak agar badan mulai adaptasi dengan cuaca sekitar. Sambil menyesuaikan kondisi badan, disini ada kios penjual peralatan gunung dan suvenir khas Lawu seperti syal, tutup kepala, gantungan kunci, sarung tangan, kompas, jerigen dll.
Tips 1: Untuk suvenir silahkan beli disini, karena memang khas disini. Tapi untuk perlengkapan sejenis sarung tangan dan sejenisnya lebih baik beli dari bawah di toko peralatan gunung. Disamping pilihannya lebih banyak, kita bisa mendapatkan harga yang sesuai dengan kualitas
Setelah
dirasa cukup maka perjalanan pun dimulai, dengan masuk pintu Cemoro Sewu dan
doa bersama.
Start
pukul 22.00
Perjalanan masih lancar2 saja. Langit sangat cerah malam ini,
karena kurang 1 hari lagi bakal ada fenomena Supermoon. Rembulan sangat terang
dan langit bersih dari awan maupun mendung. Target di awal bisa sampai puncak
menjelang subuh sehingga kebagian mengabadikan sunrise dari puncak gunung.
Pukul
00.00
Salah
satu rombongan mulai merasakan kaki bermasalah, lututnya gak kuat dipake jalan
menanjak. Akhirnya semua beban yang dibawanya diberikan kepada yang lain.
Pun begitu, nampaknya memang tak bisa dipaksakan lagi dan harus jalan pelan dengan istirahat yang banyak. Tak apa, target berubah ditengah jalan, yang semula ingin mendapatkan sunrise menjadi jalan sak nyampenya dimana dan ketika subuh mendirikan tenda.
Pun begitu, nampaknya memang tak bisa dipaksakan lagi dan harus jalan pelan dengan istirahat yang banyak. Tak apa, target berubah ditengah jalan, yang semula ingin mendapatkan sunrise menjadi jalan sak nyampenya dimana dan ketika subuh mendirikan tenda.
Tips 2: Pastikan sebelum berangkat mendaki fisik sudah dilatih dengan jalan jauh, joging dsb. Karena walaupun sudah berpengalaman naik gunung tapi kemudian vakum 2 tahun tanpa olah raga kaki sama sekali maka hasilnya akan seperti ini
Pukul 04.45
Waktu
habis, akhirnya kita menyerah. Gagal mencapai sunrise karena salah satu anggota
cedera lutut dan terpaksa sebentar2 berhenti. Tapi tidak ketemunya sunrise bukan
berarti akhir dari segalanya.
Pengalamanlah yang lebih berharga kali ini, pengalaman pendakian pertama kali dan esok kali yang kedua harus lebih baik lagi. Akhirnya kami mendirikan tenda dan sholat subuh bergantian.
Tenda yang kami gunakan adalah bestway montana, berjenis tenda dome model keong dengan kapasitas 4 orang, namun kali ini dipaksan agar muat 5 orang. Setelah sholat kami masak mie instan lalu sarapan, setelah sarapan kami tidur hingga pukul 08.30
Pengalamanlah yang lebih berharga kali ini, pengalaman pendakian pertama kali dan esok kali yang kedua harus lebih baik lagi. Akhirnya kami mendirikan tenda dan sholat subuh bergantian.
Tenda yang kami gunakan adalah bestway montana, berjenis tenda dome model keong dengan kapasitas 4 orang, namun kali ini dipaksan agar muat 5 orang. Setelah sholat kami masak mie instan lalu sarapan, setelah sarapan kami tidur hingga pukul 08.30
Pukul
08.00
Saya
yang tidur paling pinggir sudah gak kuat dinginnya. Ternyata diam istirahat itu
dingin menyiksa dibandingkan dengan terus berjalan seperti tadi malam. Ditambah
lagi rasa tak nyaman karena kebelet ingin BAB. Oh tidak, kalau jam segini tak
ada lagi tempat sembunyi..dimana mana terang. Akhirnya terpaksa ditahan dan di
lupakan.
Tips 3: Pastikan jika ingin BAB pada malam hari ketika lebih gelap dan tidak gampang terlihat orang lainTips 4: Posisi diam adalah posisi tubuh tidak menghasilkan kalor tambahan, jadi hangatnya badan hanya mengandalkan panas bawaan tubuh saja. Apalagi ketika tidur dalam tenda, pastikan tubuh hangat maksimal
Pukul
09.00
4
orang berangkat lagi ke puncak, sementara 1 orang yang kakinya bermasalah lebih
memilih tidur di tenda. Ada sesuatu yang luar biasa bagi pendaki gunung pemula
seperti saya, karena semakin dekat dengan puncak gunung langit yang kita lihat
makin biru bersih. Tepatnya, karena ketinggian sudah diatas awan, maka mendung
akan berhenti sebatas ketinggian awan tersebut. Selebihnya diatas itu cerah.
Pukul
10.30
Tiba
di puncak Hargo Dumilah. Ternyata inilah yang dicari para pendaki gunung,
sebuah kepuasan karena telah berhasil mencapai puncak. Dan memang tidak bisa
dipungkiri pemandangan diatas sini sangat luar biasa.
Seumur hidup baru pertama kali ini saya menemukan pengalaman yang luar biasa seperti yang saya temukan sekarang. Rasa lelah dan kedinginan terobati sudah, padahal saya tak pernah membayangkan bahwa nanti perjalanan turun adalah perjalanan yang lebih berat dan menyakitkan.
Perjalanan turun stok air minum sudah habis. Sama sekali habis tak bersisa, 2 botol kosong lalu diisi.dengan air dari sendang. Sebuah gagasan survival yang baik, namun ternyata saya sendiri tidak kuat untuk minun air sendang yang agak keruh saat itu. Satu dua teguk untuk uji coba sudah berhasil membuat perut mulas dan pingin BAB, terpaksa diredam dulu dengan permen jahe dan keputusan untuk tidak melanjutkan minum air tersebut. Sudah cukup, jangan ditambah lagi.
Seumur hidup baru pertama kali ini saya menemukan pengalaman yang luar biasa seperti yang saya temukan sekarang. Rasa lelah dan kedinginan terobati sudah, padahal saya tak pernah membayangkan bahwa nanti perjalanan turun adalah perjalanan yang lebih berat dan menyakitkan.
Perjalanan turun stok air minum sudah habis. Sama sekali habis tak bersisa, 2 botol kosong lalu diisi.dengan air dari sendang. Sebuah gagasan survival yang baik, namun ternyata saya sendiri tidak kuat untuk minun air sendang yang agak keruh saat itu. Satu dua teguk untuk uji coba sudah berhasil membuat perut mulas dan pingin BAB, terpaksa diredam dulu dengan permen jahe dan keputusan untuk tidak melanjutkan minum air tersebut. Sudah cukup, jangan ditambah lagi.
Pukul
16.30
Tiba
di pos 1, sholat dan beli minuman di warung yang semalam kami lewati dalam
kondisi tutup. Selanjutnya jalan lagi menuju loket masuk dengan perkiraan
perjalanan 30 menitan lagi. Saat itu jempol kaki sudah cenut-cenut karena
sepatu yg kekecilan (ukurannya terlalu ngepres).
Pelajaran untuk pendakian selanjutnya, jangan gunakan sepatu yg jari kaki mentok pada ujung sepatu. Sebisa mungkin masih ada space, karena ketika jalan turun jari kaki tidak akan di siksa.
Pelajaran untuk pendakian selanjutnya, jangan gunakan sepatu yg jari kaki mentok pada ujung sepatu. Sebisa mungkin masih ada space, karena ketika jalan turun jari kaki tidak akan di siksa.
Tiba
kembali di loket Cemoro Sewu, alhamdulillah tak ada kendala yang berarti dalam
pendakian kali ini. Pendakian pertamaku menggapai puncak gunung. Semoga yang
akan datang aku bisa menggapai yang lebih dari ini, tidak hanya dalam hal
pendakian namun target hidup yang lain yang lebih penting.
Comments
salam kenal
Slamet itu tertinggi di Jawa Tengah kan. Wah, pingin juga kesana, baru di ceritain temen yang pernah kesana katanya treknya lumayan panjang ya?